Dilan dan Milea
Dilan dan Milea
duduk di kursi sofa merah di pojokan ruangan gelap, aku yang mendapat spoileran film ini hanya penasaran menunggu
hari ini tanda merah di layar jadwal tayang menunjukkan keputusasaan ku untuk melihat mereka
tidak ada kah 1 kursi untuk ku sore ini ?
diriku berharap dan melihat wajahku yang penuh harap, dia mengatakan aku bisa duduk di kursi merah itu sore ini
tidak berharap banyak, sambil menunggu waktu aku keliling tiga lantai gedung itu selama satu setengah jam
waktu pun tiba
ku hanya bisa mengingat ingat dan menunggu spoilera yang geli dan lucu
dari awal melihat dilan dan milea aku hanya bisa tersenyum
satu hal yang paling aku takutkan saat jalan cerita mereka hampir berakhir
milea yang berbohong
tolong dilan jangan sampai engkau marah besar padanya,
harap ku,
aku sedikit panik,
jelas, aku bukan pembaca karya sastra penulis cerita itu,
sambil berharap akhirnya hatiku tenang karna Dilan memaafkan Milea
kenapa?
kenapa aku panik dan berharap?
aku ingat kata dilan,
siapa yang suka dibohongi?
dan aku ingat lagi, tidak ada yang suka dibohongi,
bukan terbawa perasaan, tapi, aku pernah berbohong padanya,
masa lalu ku,
tapi kisah ku tidak seindah Dilan dan Milea,
aku bertengkar dengannya,
sebanyak aku minta maaf padanya lebih dari Milea kepada Dilan
tidak secepat Dilan memaafkan Milea kebohonganku padanya
terima kasih penulis Dilan,
kau mengingatkanku bahwa setiap masa lalu memiliki ceritanya sendiri
seandainya dia seperti Dilan, pikir ku
duduk di kursi sofa merah di pojokan ruangan gelap, aku yang mendapat spoileran film ini hanya penasaran menunggu
hari ini tanda merah di layar jadwal tayang menunjukkan keputusasaan ku untuk melihat mereka
tidak ada kah 1 kursi untuk ku sore ini ?
diriku berharap dan melihat wajahku yang penuh harap, dia mengatakan aku bisa duduk di kursi merah itu sore ini
tidak berharap banyak, sambil menunggu waktu aku keliling tiga lantai gedung itu selama satu setengah jam
waktu pun tiba
ku hanya bisa mengingat ingat dan menunggu spoilera yang geli dan lucu
dari awal melihat dilan dan milea aku hanya bisa tersenyum
satu hal yang paling aku takutkan saat jalan cerita mereka hampir berakhir
milea yang berbohong
tolong dilan jangan sampai engkau marah besar padanya,
harap ku,
aku sedikit panik,
jelas, aku bukan pembaca karya sastra penulis cerita itu,
sambil berharap akhirnya hatiku tenang karna Dilan memaafkan Milea
kenapa?
kenapa aku panik dan berharap?
aku ingat kata dilan,
siapa yang suka dibohongi?
dan aku ingat lagi, tidak ada yang suka dibohongi,
bukan terbawa perasaan, tapi, aku pernah berbohong padanya,
masa lalu ku,
tapi kisah ku tidak seindah Dilan dan Milea,
aku bertengkar dengannya,
sebanyak aku minta maaf padanya lebih dari Milea kepada Dilan
tidak secepat Dilan memaafkan Milea kebohonganku padanya
terima kasih penulis Dilan,
kau mengingatkanku bahwa setiap masa lalu memiliki ceritanya sendiri
seandainya dia seperti Dilan, pikir ku
Komentar
Posting Komentar